| 4 komentar ]

Kerja Keras Adalah Energi Kita merupakan slogan baru yang digunakan sebagai bagian dari upaya Transformasi yang dilakukan oleh PT. Pertamina (Persero).

Banyak arti yang terkandung dalam slogan baru tersebut. Dan saya akan coba mengartikan menurut pandangan saya apa arti dari "Kerja Keras Adalah Energi Kita" milik Pertamina.

Demi mensosialisasikan slogan barunya, pertamina mengadakan Kontes SEO dengan kata kunci "kerja Keras Adalah Energi Kita" dimana peerta yang telah mengikuti diwajibkan untuk membuat artikel yang membahas tentang slogan "Kerja Keras Adalah Energi Kita" termasuk blog saya ini.

Banyak dari para peserta yang mencoba mengartikan, mendifinisikan apa arti dari slogan Pertamina yang baru ini. Kerja Keras Adalah Energi Kita, sepintas ini seperti kata - kata motivasi tapi dibalik itu pasti ada makna yang lebih mendalam.

Menurut saya pendefinisian kata "kerja Keras Adalah Energi Kita" itu ingin mengartikan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh PT. Pertamina selama bertahun-tahun untuk menciptakan Energi didedikasikan kepada masyarakat Indonesia

Mudahnya begini, Kerja Keras PT. Pertamina adalah Energi untuk rakyat Indonesia. itulah artian dari saya mengenai slogan baru dari Pertamina, ada banyak memang makna yang terkandung dari slogan itu mungkin saya akan mencoba mengartikan kembali di postingan berikutnya.

Dukung Transformasi Pertamina karena Kerja Keras Mereka adalah Energi Untuk Kita




Read More......
| 4 komentar ]

kerja keras adalah energi kitaPertamax adalah motor gasoline Tanpa Timbal dengan kandungan aditif lengkap generasi Mutakhir yang akan membersihkan Intake Valve Port Fuel Injector dan Ruang Bakar dari Carbon deposit dan mempunyai RON 92 (Research Octane Number) dan dianjurkan juga untuk kendaraan berbahan bakar bensin dengan perbandingan kompresi tinggi.


PERTAMAX

Pertamax merupakan bahan bakar ramah lingkungan(unleaded) beroktan tinggi hasil penyempurnaan produk Pertamina sebelumnya. Formula barunya yang terbuat dari bahan baku berkualtas tinggi memastikan mesin kendaraan bermotor anda bekerja dengan lebih baik, lebih bertenaga, “knock free”, rendah emisi, dan memungkinkan anda menghemat pemakaian bahan bakar.
Pertamax ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.

Bagi pengguna kendaraan yang diproduksi dibawah tahun 1990 tetapi menginginkan peningkatan kinerja mesin kendaraannya juga dapat mempergunakan produk ini.


Keunggulan Pertamax

Pertamax memiliki nilai oktan 92 dengan stabilitas oksidasi yang tinggi dan kandungan olefin, aromatic dan benzene-nya pada level yang rendah sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih sempurna pada mesin.

Dilengkapi dengan aditif generasi 5 dengan sifat detergency yang memastikan injector bahan bakar, karburator, inlet valve dan ruang bakar tetap bersih untuk menjaga kinerja mesin tetap optimal.

Pertamax sudah tidak menggunakan campuran timbal dan metal lainnya yang sering digunakan pada bahan bakar lain untuk meningkatkan nilai oktan sehingga Pertamax merupakan bahan bakar yang sangat bersahabat dengan lingkungan sekitar.


Dimanakah Pertamax didapat?

Pertamax dapat diperoleh melalui jaringan SPBU Pertamina.

UPMS I : Medan, Batam, Padang, Pekan Baru, Bukit Tinggi, Langsa, Tebing Tinggi, Binjai, Stabat, Tanjung Morawa.

UPMS II : Palembang, Lampung, Jambi, Prabumulih.

UPMS III : Jakarta, Bogor, Tanggerang, Depok, Bekasi, Serang, pandeglang, Lebak, Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, Kerawang, Bandung, Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, Tasik, Garut, Ciamis, Sumedang.

UPMS IV : Semarang, Yogyakarta, Klaten, Magelang, Brebes, Kudus, Kendal, Jepara, Salatiga, Demak, Tegal, Batang, Brebes, Banyumas, Purwokerto, Cilacap, Kebumen, Sleman, Magelang, Temanggung, Parakan, Wonosobo, Sragen, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Wonogiri.

UPMS V : Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Bangkalan, Gersik, Bojonegoro, Lamongan, Kediri, Blitar, Tulungagung, Probolinggo, Jember, Banyuwangi, Malang, Pasuruhan, Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Denpasar, Gianyar,

UPMS VI : Balikpapan, Samarinda, Banjarmasin.

UPMS VII : Makasar, Panakukang.

Kunjungi websitenya di Pertamax.Pertamina.com

"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 1 komentar ]

Pelumas Enduro 4T 20W-50 MINYAK LUMAS MESIN MOTOR 4 TAK DENGAN KEKENTALAN GANDA (MULTIGRADE) yang di produksi oleh pertamina ini mempunyai beberapa keunggulan, untuk melihat keunggulan tersebut silahkan kunjungi review tentang pelumas Enduro 4T 20W-50 di situs resmi Pertamina atau klik disini.


Yang mempunyai Nama Kimia Dan Sinonim : Petroleum Hidrokarbon dan aditif. Produk yang tidak mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan sesuai dengan ketentuan dari European Union Dangerous Substances / Preparations Directive.

dari pengalaman orang yang memakai Enduro 4T Bro Marko anggota HTML (Honda Tiger Mailing List) No. 447 yang mengikuti perjalanan touring jauh dari Jakarta menuju “Kilometer Nol” yang terletak di ujung NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), tepatnya Pulau Weh Sabang, Provinsi NAD.

berikut kutipannya :

Bro Marko: "Buat saya, sejak saya pakai pelumas Enduro sejak dari awal, saya sama sekali tidak mengalami “slip kopling.” Betul. Saya tidak mengalami kejadian seperti itu. Sesudah ganti olipun, sentak awal tetap enak, tarikan motor enteng. Ini saya akui kalau motor saya adalah Honda Tiger tahun 1996 dengan kondisi standar. Tapi, saya tetap bisa mengimbangi dengan rekan-rekan lain yang pakai motor Honda Tiger terbaru, contohnya ada peserta yang bawa Honda Assymetric 2009, bagaimanapun juga saya masih bisa imbangi mereka walaupun dengan kecepatan antara 100 s/d 130 Km per jam. Buat saya semuanya tidak ada masalah."

jadi sudah terbukti kan kalau Pelumas Enduro 4T 20w-50 memang layak DICOBA!!!


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Dari berbagai sumber : oilclinic.com & stephenlangitan.com

Read More......
| 8 komentar ]

Transformasi Pertamina

Ini adalah Opini saya sebagai Rakyat biasa yang mencoba mengetahui sejauh mana Transformasi yang di lakukan oleh PT.Pertamina.

Sebelum saya membuat Opini, sebaiknya mengetahui sekilas tentang Transformasi Pertamina: (mengambil sedikit dari Resensi Buku yang di buat oleh Galang Press dan dari Website Staf Akademik Prof. Mudrajad Kuncoro)

PT. Pertamina telah melakukan Transformasi sebagai bentuk upaya mewujudkan visinya menjadi world class integrated oil and gas company pada tahun 2014.

Tranformasi yang dilakukan dilakukan untuk mengatasi beberapa masalah antara lain:


1. Evolusi Pertamina dalam dinamika regulasi di industri migas terutama sebelum dan sesudah diterapkannya UU 22/2001
2. kontribusi dan positioning Pertamina dalam industri migas Indonesia
3. pengaruh stakeholders map Pertamina dan implikasinya dari perspektif ekonomi politik
4. Bagaimana dan berapa inefisiensi yang diakibatkan subsidi BBM atau fungsi PSO yang dijalankan Pertamina?
5. Bagaimana bentuk organisasi dan tata kelola Pertamina dari segi corporate culture, human capital, good corporate governance, corporate social responsibility dan corporate image yang mendukung bisnis?
6. Berapa nilai perusahaan value of the firm Pertamina dibandingkan BUMN dan National Oil Company lainnya?


"Pandangan saya sebagai rakyat biasa tentang Transformasi yang dilakukan Pertamina"

Menurut saya Transformasi yang dilakukan sudah tepat, apa lagi dengan visi yang menginginkan Pertamina menjadi Perusahaan yang bergerak di bidang Minyak dan Gas mempunyai kelas yang diakui oleh dunia.

walaupun tidak mudah dalam melaksanakannya dan banyak yang harus dibenahi, tapi saya yakin tercapai jika Transformasi yang dijalankan oleh Pertamina dijalankan secara sungguh-sungguh, konsisten dan kuat menghadapi segala masalah.

dukungan yang didapat dari Transformasi ini sangat terlihat, Bahkan dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono yang sempat menyatakan secara terus terang kalau beliu pun sudah merasakan hasil dari transformasi ini.

program Pasti Pas yang dilakukan pun dapat dukungan dari masyarakat yang lebih memilih untuk mengisi bahan bakarnya di SPBU yang memiliki tanda Pasti Pas

Itu lah pandangan yang dapat saya berikan, intinya adalah saya mendukung transformasi yang dilakukan. Agar PT.Pertamina (persero) dapat menjadi lebih baik lagi kedepan dan yang terpenting dapat mensejahterakan masyarakat Indonesia.




"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"

Referensi :

Website Staf Akademik "Prof. Mudrajad Kuncoro"
Berita Pertamina
GalangPress



Read More......
| 2 komentar ]

Resensi Buku :

TRANSFORMASI PT Pertamina (Persero) -Selanjutnya disebut Pertamina- untuk mewujudkan visinya menjadi world class integrated oil and gas company pada tahun 2014, masih membutuhkan perjuangan panjang. Sejak Pertamina didirikan pada tahun 1957 sampai dikeluarkannya Undang-undang (UU) 22/2001 tentang minyak dan gas (migas), terdapatlah berbagai permasalahan pokok yang harus dihadapi. Dari sisi internal, Pertamina mempunyai masalah dalam hal proses transisi menuju perusahaan yang mampu menerapkan GCG (good corporate govermance)secara knsisten, inefesiensi dalam hal eksplorasi, produksi, dan distribusi, serta hambatan dalam hal investasi. Dari sisi eksternal, Pertamina menghadapi permasalahan strategi bersaing dalam industri migas Indonesia, apalagi setelah liberalisasi di sektor hilir khususnya. Dari sisi regulasi, PErtamina menghadapi masalah dalam hal pricing, distribusi, dan penataan sektor. Dari sisi pengambilan keputusan, Pertamina sebagai pelaksana fungsi PSO (public service oblogation), serta kentalnya intervensi politik.

Buku ini berupaya untuk menjawab masalah mendasar berikut ini:

1. Bagaimana evolusi Pertamina dalam dinamika regulasi di industri migas terutama sebelum dan sesudah diterapkannya UU 22/2001?
2. Seberapa jauh kontribusi dan positioning Pertamina dalam industri migas Indonesia?
3. Bagaimana pengaruh stakeholders map Pertamina dan implikasinya dari perspektif ekonomi politik?
4. Bagaimana dan berapa inefisiensi yang diakibatkan subsidi BBM atau fungsi PSO yang dijalankan Pertamina?
5. Bagaimana bentuk organisasi dan tata kelola Pertamina dari segi corporate culture, human capital, good corporate governance, corporate social responsibility dan corporate image yang mendukung bisnis?
6. Berapa nilai perusahaan value of the firm Pertamina dibandingkan BUMN dan National Oil Company lainnya?

Komentar Para Tokoh

Mendiskusikan tentang Pertamina, seakan tiada habis, dan tak akan pernah membosankan-karena Pertamina senantiasa sarat, dan bahkan hampir identik, dengan kontroversi. Mulai dari kontroversi tentang utang luar negeri berskala besar yang sempat membangkrutkan ikon perusahaan ini dan melengserkan Direktur Utama Ibnu Sutowo pada 1974; hingga era defisit energi tatkala harga minyak dunia melonjak sejak 2005. Buku ini mengulas semua itu. Meski tidak mudah untuk dapat ‘menelanjangi’ Pertamina habis-habisan, namun saya melihat ada upaya keras dari tim penulis untuk mengkritisi dinamika yang terjadi dalam tubuh Pertamina. Mengapa kita justru terpuruk, tatkala bonanza minyak sedang dinikmati oleh para produsen minyak dunia lainnya? Di mana letak kesalahannya? Tanpa berpretensi untuk mencari ‘kambing hitam’, analisis dalam buku ini amat membantu pembaca untuk menguak ‘misteri’ dan ‘teka-teki’ posisi Pertamina di tengah lonjakan drastis harga minyak yang tiada kunjung berujung ini.

A. Tony Prasetiantono, Ph.D.
dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM;
Chief Economist Bank Negara Indonesia (BNI)

Banyak hal saya tidak sepakat dengan buku ini, antara lain menyangkut UU Migas No.22/2001 (yang justru menjadi dasar dari transformasi dan privatisasi Pertamina!), karena UU ini sangat tidak investor friendly dan menciptakan sistem yang tidak efisien sehingga sangat merugikan Negara. Dengan UU ini, proses investasi menjadi sangat panjang, di samping pasal 31 UU ini bertentangan dengan prinsip PSC dan sangat memberatkan investor karena harus membayar pajak meskipun belum menemukan migas. Sedangkan BP Migas dengan status sebagai BHMN, tidak mempunyai Lembaga Pengawas (Majelis Wali Amanat sebagai layaknya BHMN/Dewan Komisaris), merupakan Pelaksana Pengawasan Sektor Hulu (bukan sebagai Regulator) yang tidak memegang Kuasa Pertambangan. Pasal 44 ayat 3.g telah menyebabkan Negara berpotensi dirugikan milyaran US$, seperti pada kasus penjualan LNG Tangguh, karena BP Migas tidak eligible untuk mengembangkan dan menjual sendiri migas bagian Negara yang berasal dari Kontraktor PSC. Di samping 4 pasal dari UU ini sudah dicabut oleh Mahkamah Konstitusi, maka seyogyanya UU ini harus segera disempurnakan.

Terlepas dari setuju atau tidak setuju, buku ini harus diakui sangat menarik dan enak dibaca. Bukan saja karena merupakan satu-satunya buku yang membahas masalah transformasi dan privatisasi Pertamina tetapi juga karena ditulis oleh Tim Ahli dari Universitas Terbesar di Tanah Air.

Dr. Kurtubi
Pengamat Perminyakan

Walaupun industri minyak dan gas (migas) dan Pertamina telah lama beroperasi di Indonesia, namun informasi dan penelitian tentang industri tersebut termasuk tentang kebijakan dan regulasi industri migas di Indonesia belum banyak. Buku ini menyajikan informasi dan hasil penelitian oleh akademisi bidang ekonomi dan bisnis tentang beberapa aspek penting dari industri migas dan Pertamina yang sangat bermanfaat bagi akademisi, pengambil keputusan dan masyarakat. Banyak informasi rinci dan mendalam tentang industri tersebut, termasuk kajian tentang nilai Pertamina sebagai suatu badan usaha.

Prof. Ainun Na’im,Ph.D
Guru Besar FEB UGM dan Mantan Direktur Keuangan Pertamina;
Wakil Rektor UGM; Mantan Dekan FEB UGM


Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

* Latar belakang
* Pertamina dan permasalahannya
* Metodologi
* Organisasi penulisan

Bab 2 Rentang Perjalanan Sejarah Pertamina

* Pendahuluan
* Sejarah perusahaan minyak nasional
* Dinamika membangun industri migas
* Era bonanza minyak
o Krisis Pertamina 1974
o Reformasi Pertamina
o Era deregulasi migas
o Era persero: transformasi perusahaan
* Pertamina dalam pembangunan
* Membangun ekonomi nasional
o Membangun ekonomi lokal
o Fungsi pelayanan masyarakat
* Tantangan ke depan
* Menjaga independensi dari intervensi politik
* Privatisasi sebagai alternatif
* Kesimpulan

Bab 3 Pertamina dalam Peta Industri Migas

* Pendahuluan
* Perkembangan industri migas
* Produksi, konsumsi dan ekspor migas
o Taksonomi industri migas
* Industri hulu migas
* Pertamina di antara 10 besar pemain
* Struktur pasar industri hulu
o Kluster industri migas
o Bisnis hulu Pertamina
* Industri hilir migas
* Struktur pasar industri hilir
o Pertamina dan kluster industri hilir
* Portofolio Pertamina
* Kesimpulan

Bab 4 Ekonomi Politik Pertamina

* Pendahuluan
* Peta ‘stakeholder’: dulu dan sekarang
* Tinjauan literatur
* Teori pilihan publik (public choice)
* Teori perburuan rente (rent seeking)
* Teori proteksi yang diperdagangkan
* Efisiensi BUMN vs. perusahaan sawasta
* Interaksi kelembagaan pemerintah
* Pertamina dan Departemen ESDM
o Pertamina dan Departemen Keuangan
o Pertamina dan BP Migas
o Pertamina dan BPH Migas
o Pertamina dan Kementerian Negara BUMN
* ‘Corporate governance’, intervensi politik, dan efisiensi
* Perubahan kelembagaan: sebuah jalan keluar
* Kesimpulan

Bab 5 Inefisiensi BBM: Hilangnya Kesejahteraan

* Pendahuluan
* Kerangka teoretis
* Studi-studi empiris terdahulu
* Elastisitas permintaan dan penawaran
o ‘Welfare loss’
* Fungsi PSO Pertamina
* Analisis subsidi
* Kesimpulan

Bab 6 Menuju ‘Great Corporate Governance’

* Pendahuluan
* Budaya perusahaan
* Transformasi budaya
o Perangkat pemandu budaya
o Transformasi budaya
o Arah pengembangan
* Modal manusia (‘human capital’)
* Profil SDM
o Pola rekrutmen
* ‘Good corporate governance’
* ‘Corporate social responsibility’
* Reputasi perusahaan
* Kesimpulan

Bab 7 Evaluasi Kinerja dan Analisis Nilai Perusahaan

* Pendahuluan
* Analisis keuangan
* Rasio keuangan
* Analisis kinerja keuangan
* Kinerja berbasis ekonomi
o Kinerja berdasarkan keputusan Meneg BUMN
o Kinerja berbasis pasar
* Perbandingan kinerja Pertamina dengan BUMN lain
* Perbandingan rasio keuangan
o Kinerja pembanding berdasarkan SK Meneg BUMN
* Analisis penilaian perusahaan



"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Galangpress

Read More......
| 2 komentar ]

PERTAMINA Perkapalan hadir melayani dengan menjunjung tinggi dan mengunggulkan nilai budaya dan citra perusahaan. Merupakan suatu kebanggaan bagi PERTAMINA untuk memberikan pelayanan di bidang pelayaran, menjadi perusahaan perkapalan yang maju dan terpandang di era baru.

Keunggulan kami terletak pada pengalaman luas dan keahlian yang tinggi dalam distribusi minyak mentah, gas, petrokimia, dan produk lain sejenisnya melalui jalur laut di negara kepulauan. Berkantor pusat di Tanjung Priok, Jakarta, kami akan senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan di seluruh pelosok tanah air Indonesia.

Dengan Misi menjadi penyedia layanan logistik yang professional untuk produk minyak, gas, petrokimia, dan produk - produk kilang lainnya, PERTAMINA Perkapalan saat ini mengelola dan mengoperasikan lebih dari 130 kapal charter dengan berbagai tipe kapal dari Bulk Lighter hingga VLCC (Very Large Crude Carrier). Tiap tahun, kami mendedikasikan diri untuk mengangkut sekitar 70 juta Long Ton. Armada kami mencakup lebih dari 135 pelabuhan di segala penjuru tanah air.

Kami senantiasa menjunjung tinggi budaya perusahaan , membangun citra perusahaan yang lebih baik, menerapkan prinsip kerja yang transparan, dan good corporate governance.

URL : http://www.pertaminashipping.com/


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

Sebagai salah satu unit bisnis PERTAMINA - perusahan nasional yang bergerak di bidang energi, minyak, gas dan petrokimia - yang melakukan usaha pemasaran serta penyediaan produk dan layanan bahan bakar penerbangan di Indonesia dan Timor Leste, PERTAMINA Aviasi memiliki aspirasi untuk menjadi pemasar dan penyedia layanan bahan bakar penerbangan kelas dunia dengan jaringan global. Hal ini tertuang pada Visi PERTAMINA Aviasi, dan telah menjadi komitmen dan tujuan kami untuk senantiasa mengembangkan value propositions perusahaan bagi pelanggan dan stakeholders lainnya.

Dalam penyediaan produk dan layanan, kami memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang ketat dengan perhatian utama pada keselamatan penerbangan melalui pengimplementasian standar internasional tentang persyaratan kualitas dan penanganan produk dengan memperhatikan persyaratan pelanggan, industri dan peraturan lindungan lingkungan.

URL : http://aviation.pertamina.com


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

Divisi Niaga adalah divisi yang bernaung dibawah Direktorat Pemasaran & Niaga dengan bisnis inti melakukan ekspor-impor dan penjualan domestik untuk Minyak mentah, BBM, dan produk Petrokimia, dengan nilai uang atau revenue yang dikelola sekitar 135 trilyun rupiah pertahun. Bisnis ekspor-impor dan penjualan domestik tersebut dikelola melalui 3 (tiga) Fungsi dibawahnya, yakni Unit Usaha Minyak Mentah & BBM, Unit Usaha Niaga Non BBM, dan fungsi perencanaan, evaluasi dan pengembangan serta koordinasi yakni Fungsi Reneval Niaga.

Bisnis inti Niaga Minyak mentah & BBM adalah melakukan trading dibidang impor BBM sekitar 120.000.000 (seratus duapuluh juta) Barrel per tahun dan ekspor Minyak mentah sekitar 7.000.000 (tujuh juta) Barrel per tahun, serta mengekspor produk minyak 33.000.000 Barrel per tahun, yang terdiri dari produk Naphta 3.600.000 Barrel per tahun, produk Decant Oil sekitar 2,600.000 (dua juta enam ratus ribu) Barrel per tahun dan sekitar 26.800.000 (dua puluh enam juta delapan ratus ribu) Barrel pertahun, yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA.

Sedangkan bisnis inti Niaga Non BBM adalah menjual produk NBBM baik di pasar dalam negeri maupun ekspor yang bersumber dari kilang Unit Pengolahan PERTAMINA sendiri, dengan volume penjualan per tahun mencapai sekitar 2 (dua) juta mt dengan memperoleh revenue sekitar 11 (sebelas) trilyun rupiah dan profit sekitar 1,65 trilyun rupiah.

Sejalan dengan berubahnya PERTAMINA menjadi PT PERSERO yang mulai fokus pada orientasi profit, Niaga Non BBM mulai menjalankan trading (jual-beli) produk NBBM dengan melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri terutama untuk produk yang mengalami shortage of supply/production dalam rangka untuk meningkatkan profit sekaligus untuk meningkatkan pangsa pasar PERTAMINA.

Adapun Reneval Niaga adalah Fungsi yang melakukan perencanaan, evaluasi, pengembangan serta koordinasi untuk mendukung bisnis ke dua Fungsi Unit Usaha diatas yakni Fungsi Niaga Minyak Mentah & BBM dan Fungsi Niaga Non BBM.


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

Sejak 1968, Unit Gas Domestik telah berkomitmen untuk melayani seluruh masyarakat Indonesia dengan menyediakan LPG sebagai bahan baku dan bahan bakar untuk keperluan rumah tangga, komersial dan industri dengan menggunakan brand "Elpiji". Akhir-akhir ini, Elpiji menjadi lebih dikenal dan dekat dengan masyarakat dengan adanya program Pemerintah untuk mengkonversi Minyak Tanah ke Elpiji, yang ternyata telah terbukti lebih ekonomis, efisien dan ramah lingkungan dibanding Minyak Tanah.


Dalam era "Langit Biru", Unit Gas Domestik memegang peranan penting dalam menyukseskan program ini. Disamping Elpiji, sejak tahun 1987 Unit Gas Domestik juga telah mensuplai bahan bakar gas dengan menggunakan CNG (Compressed Natural Gas), dibawah brand "BBG". "Musicool", hidrokarbon refrigerant yang ramah lingkungan, yang telah diluncurkan pada tahun 2004, menjadi satu bukti dari komitmen kami untuk mewujudkan lingkungan hidup yang lebih baik dengan menjaga lapisan ozon dari kerusakan dan Efek Pemanasan Global.

Saat ini, diversifikasi energi merupakan suatu keharusan dalam rangka mengantisipasi krisis minyak bumi yang disebabkan adanya kecenderungan penurunan cadangan minyak bumi. Bersama dengan Penelitian dan Laboratorium PT. Pertamina (Persero), Unit Gas Domestik mengembangkan LPG untuk transportasi atau LGV (Liquefied Gas for Vehicle) dibawah brand "Vi-Gas" dan GPC (Gassified Petroleum Condensat), yang juga dapat dipakai sebagai bahan bakar untuk memasak seperti Elpiji. Perbaikan yang berkelanjutan terus menerus selalu dilakukan oleh Unit Gas Domestik dalam mengembangkan produk-produknya, didukung oleh infrastruktur yang handal dan keinginan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik serta memberikan dukungan terbaik bagi pemerintah Indonesia, masyarakat, dan lingkungan. Pelayanan dan produk-produk yang terbaik dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan yang diharapkan akan mewujudkan kehidupan masyarakat Indonesia yang berkualitas.



"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 1 komentar ]

Bisnis pelumas adalah usaha yang prospektif mengingat PERTAMINA merupakan Market Leader pasar pelumas dalam negeri selama lebih dari 30 tahun. Bisnis Pelumas PERTAMINA terdiri atas bisnis dalam negeri untuk segmen retail maupun segmen industri, dan bisnis pelumas luar negeri. Di samping produk jadi, Pelumas PERTAMINA juga melayani kebutuhan Base Oil Group I dan Base Oil Group III (mulai medio 2008). Pangsa pasar kami saat ini mencapai 54% di segmen retail dan 58% di segmen industri.

Untuk segmen retail di dalam negeri, Pelumas PERTAMINA memasarkan lebih dari 17 Brand, sementara untuk segmen industri sebanyak 18 Brand. Untuk pasar luar negeri, PERTAMINA memasarkan 3 Brand yang merupakan extension dari Brand di dalam negeri. Untuk Lube Base Oil, PERTAMINA memasarkan 5 jenis kekentalan untuk LBO Group I, dan 2 jenis kekentalan untuk LBO Group III.

Pemasaran Pelumas PERTAMINA di dalam negeri, didukung oleh 7 Sales Region, 180 Agen Pelumas, dan 45 OliMart, tersebar dari Sabang sampai Merauke.

URL : http://pelumas.pertamina.com/


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

Merupakan satu Divisi di Direktorat Pemasaran dan Niaga, Divisi Pemasaran BBM dengan tugas pokok menangani semua usaha marketing dan layanan jual Bahan Bakar Minyak kepada konsumen Industri dan Marine. BBM yang tersedia meliputi Minyak Solar (High Speed Diesel), Minyak Diesel (Industrial/Marine Diesel Oil), dan Minyak Bakar (Industrial/Marine Fuel Oil).

Saat ini konsumen BBM Pertamina di sector Industri dan marine mencapai lebih dari 4500 konsumen, tersebar diseluruh daerah di Indonesia. Beberapa Pelanggan utama kami adalah PT. PLN (Persero), TNI/POLRI, Industri Pertambangan, Industri Besi Baja, Industri Kertas, Industri Makanan, Industri Semen, Industri Pupuk, Kontraktor Kontrak Kerja Sama, transportasi lair dan industri lainnya

Di bidang Marine, kami fokus dalam meningkatkan volume penjualan. Dan memperluas area dan lokasi layanan BBM Pertamina di semua Pelabuhan penting di Indonesia.

Kelebihan utama BBM Pertamina adalah adanya jaminan ketersediaan dan supply BBM. Pertamina memiliki jaringan yang luas diseluruh daerah dan pelosok di Indonesia yang didukung oleh dan 7 kilang milik Pertamina maupun sumber dari luar negeri, sarana dan prasarana angkutan BBM yang lengkap, serta lebih dari 120 lokasi Depot, Terminal Transit dan Instalasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Mutu produk BBM dan kualitas serta kuantitas layanan yang terjamin serta memenuhi standard Internasional .


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

Pemasaran BBM Retail merupakan salah satu fungsi di Direktorat Pemasaran dan Niaga yang menangani pemasaran BBM retail untuk sektor transportasi dan rumah tangga. Pertamina melakukan pemasaran BBM Retail melalui lembaga penyalur Retail BBM/BBK yang saat ini tersebar diseluruh Indonesia, seperti SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk Umum), Agen Minyak Tanah (AMT), Agen Premium & Minyak Solar (APMS), serta Premium Solar Packed Dealer (PSPD).

Saat ini Pertamina sedang berbenah untuk melakukan transformasi di segala bidang, termasuk di fungsi Retail Outlet SPBU. Upaya yang dilakukan dalam perubahan tersebut adalah pemberian standarisasi pelayanan SPBU Pertamina. Pertamina berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dengan istilah Pertamina Way. Penjabaran Pertamina Way adalah STAF, KUALITAS DAN KUANTITAS, PERALATAN DAN FASILITAS, FORMAT FISIK dan PRODUK DAN PELAYANAN.

Pertamina Way merupakan standar baru yang diterapkan untuk seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak Umum (SPBU Pertamina) di seluruh Indonesia kepada konsumen baik dari segi pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas termasuk kenyamanan di lingkungan SPBU.

SPBU yang telah sukses menerapkan Pertamina Way berhak mendapatkan Sertifikasi Pasti Pas, setelah dinyatakan lolos oleh auditor independen bertaraf Internasional.

URL : http://pastipas.pertamina.com | http://spbu.pertamina.com



"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

POLA PENGADAAN MINYAK MENTAH & INTERMEDIA UNTUK KEBUTUHAN KILANG PERTAMINA

Dalam rangka memenuhi kebutuhan Minyak Mentah & Intermedia untuk bahan baku Kilang-Kilang Pertamina, Fungsi Pengadaan Minyak Mentah & Intermedia, PERTAMINA selalu berupaya melakukan usaha untuk meningkatkan nilai tambah pendapatan yang optimal bagi Pertamina dengan tetap mengedepankan kepuasan kepada para pihak terlait, memenuhi aspek akuntabilitas serta transparansi menuju terlaksananya terapan terbaik (best practices).

Untuk mencapai hal diatas, Fungsi Pengadaan Minyak Mentah & Intermedia, PERTAMINA mengundang seluruh pihak yang berkeinginan bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan Minyak Mentah & Intermedia dengan bergabung dalam Daftar Mitra Usaha Terpilih (DMUT) Pertamina, sebagai persyaratan utama mengikuti spot tender pengadaan Minyak Mentah & Intermedia di Pertamina.


Adapun tahapan yang harus dilalui oleh perusahaan calon anggota DMUT Pertamina antara lain adalah:

1. Mengirimkan Surat Lamaran yang dilengkapi dengan berkas persyaratan sebagai Calon DMUT
2. Berkas pada butir 1 diatas, selanjutnya akan diseleksi oleh pra-kualifikasi DMUT yang dilakukan oleh Tim Prakualifikasi DMUT Pertamina.
3. Melengkapi kekurangan atau ketidaklengkapan persyaratan sebagai hasil keputusan Rapat Tim Prakualifikasi pada kesempatan pertama


Pada tahap berikutnya, VP Perencanaan & Pengadaan akan mengirimkan secara resmi hasil evaluasi Tim Prakualifikasi DMUT Pertamina kepada Perusahaan Pelamar sebagai tanda perusahaan tersebut telah resmi menjadi anggota DMUT Pertamina.


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

Bisnis Pengolahan PERTAMINA memiliki dan mengoperasikan 6 (enam) buah unit Kilang dengan kapasitas total mencapai 1.046,70 Ribu Barrel. Beberapa kilang minyak seperti kilang UP-III Plaju dan Kilang UP-IV Cilacap terintegrasi dengan kilang Petrokimia, dan memproduksi produk-produk Petrokimia yaitu Purified Terapthalic Acid (PTA) dan Paraxylene.

Beberapa Kilang tersebut juga menghasilkan produk LPG, seperti di Pangkalan Brandan, Dumai, Plaju, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Mundu. Kilang LPG P.Brandan dan Mundu merupakan kilang LPG yang operasinya terpisah dari kilang minyak, dengan bahan bakunya berupa gas alam.

Kilang Minyak UP IV Cilacap menghasilkan Lube Base Oil dengan Group I dan II dari jenis HVI- 60, HVI - 95, HVI -160 S, HVI - 160 B dan HVI - 650. Produksi Lube Base Oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant (LOBP) di Unit Produksi Pelumas PERTAMINA yang berada di Jakarta, Surabaya dan Cilacap untuk diproduksi menjadi produk pelumas, dan kelebihan produksi Lube Base Oil (exces product) dijual di pasar dalam negeri dan luar negeri.

"Sejak April 2008, Pertamina bersama dengan SK Corp dari Korea, telah memproduksi Lube Oil Base Group III dari LBO Plant yang berada di Kilang UP II Dumai. Jenis Lube Base yang dihasilkan adalah type 100-N dan 150-N. LBO ini akan menjadi produk unggulan internasional Pertamina di pasar pelumas."

Di samping kilang minyak di atas, PERTAMINA memiliki 2 (dua) Operating Company, PT Arun LNG yang mengoperasikan kilang LNG di Arun dan PT Badak LNG yang mengoperasikan kilang LNG di Bontang. Kilang LNG Arun dengan 6 (enam) buah train LNG memiliki total kapasitas 12.5 Juta Ton per tahun, sedangkan, Kilang LNG Badak di Bontang dengan 8 (delapan) buah train LNG memiliki total kapasitas mencapai 22,5 Juta Ton per tahun.


Kapasitas Kilang Pertamina

NO
Unit Pengolahan
Kapasitas
( MBSD )
1
UP II Dumai
170.0
2
UP III Plaju
133.7
3
UP IV Cilacap
348.0
4
UP V Balikpapan
260.0
5
UP VI Balongan
125.0
6
UP VII Kasim
10.0




"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

kerja keras adalah energi kitaPengembangan usaha hulu Pertamina telah mencapai babak yang cukup prospektif. Paradigma jago kandang segera dibuang. Pertamina pun berburu sumbersumber migas di luar negeri, dirintis sejak 1996, dimulai dengan dengan joint study Blok 3 Western Desert Irak, selanjutnya lebih aktif mulai tahun 1999 dengan adanya kerjasama Tripartite antara Pertamina, Petronas, dan PetroVietnam ditandatangani, 8 Januari 2002, sebagai awal realisasi menggarap ladang minyak di tiga negara (Indonesia, Malaysia, Vietnam). Momen penandatanganan itu terjadi untuk menggarap bersama Blok 10/11II.I 1 lepas pantai Vietnam. Setelah itu Pertamina masuk Irak (2002), Malaysia (2003), Libya (2005), Sudan (2007), Qatar (2007), dan Australia (2009).


Pertamina juga melakukan strategi akuisisi dan participating interest atas sejumlah lapangan. Yang cukup fenomenal akusisi tahun 2009 ini adalah akuisisi atas lapangan ONWJ --Offshore Nort West Java - milik BP West Java Ltd., anak perusahaan BP Indonesia, pada 1 Juli 2009. Lalu Pertamina pun masuk melalui participating interest ke lapangan offshore di Blok Basker Manta Gummy, Australia Australia. Ekspansi Pertamina di sektor hulu ini sepatutnya memperpanjang kebanggaan siapapun yang merasa orang ndonesia.

Itulah secuplik perkembangan terakhir kegiatan sektor hulu Pertamina. Selain Pertamina juga memaksimalkan mencari cadangan dan produksi di dalam negeri. Tingkat produksi migas dalam beberapa periode terakhir menunjukkan kenaikan yang signifikan. Hal ini tentu semakin dipacu karena tahun 2011 Pertamina sudah harus menjadi NOC nomor satu di negerinya sendiri.

WePe Edisi Oktober 2009 memang akan menurunkan laporan mengenai pengembangan usaha sektor hulu. Dalam edisi ini Redaksi mewawancara Ignatius Tenny Wibowo, Executive Vice President/GM PHE ONWJ Ltd. untuk melihat fenomena akuisisi penuh oleh Pertamina atas ladang migas di wilayah Laut Jawa tersebut. Di situ Pertamina tidak hanya membeli sumber daya alam di blok tersebut, tapi juga 400 orang pekerja ONWJ yang notabene expert di bidang offshore sektor hulu.

Seperti apa strategi pengembangan usaha hulu, giliran Senior Vice President Business Development Direktorat Hulu Pertamina, Gunung Sardjono Hadi. Gunung melontarkan pemikiran dan konsep Pertamina Incorporated bagaimana membangun gerakan kompak dan terintegrasi seluruh fungsi Pertamina tanpa menolerir ego sektoral. Bercermin pada cara negeri China membangun inkorporasi negerinya, maka ada pemikiran Indonesia Incorporated.

Sementara Direktur Usaha Internasional PHE Dwi Martono lebih pada pemaparan bagaimana upaya memaksimalkan penemuan cadangan dan produksi di luar negeri. Dan Bambang Manumayoso menjelaskan pemetaan strategi sektor hulu Pertamina.

Edisi berusaha membangun gambaran seperti apa sektor hulu Pertamina melangkah mencapai target RJPP sampai 2011 dan seterusnya. Oke, semoga bermanfaat, dan terimakasih, wassalaam.• NS


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"

Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

kerja keras adalah energi kitaTiga terobosan di sektor hulu Pertamina menunjukkan perusahaan ini semakin mantap melangkah menuju level National Oil Company (NOC) kelas dunia. Pertama, Pertamina merambahi ladang ladang minyak di sejumlah negara. Kedua, ladang garapan yang selama puluhan tahun selalu dan selalu di daratan alias onshore, kini BUMN migas ini semakin berani ke ladang-ladang migas di lepas pantai (offshore). Dan ketiga, Pertamina semakin semangat mengakuisi blok-blok migas yang potensial dari pengelola sebelumnya. Juga membeli Participating Interest (PI) atas blok-blok yang masih ekonomis.



Kalau dikatakan kian mantap, bukanlah sekadar klaim majalah internal ini atas perusahaan yang "dicoronginya", tetapi bandingkan saja dengan Pertamina beberapa dekade yang lalu, atau bandingkan dengan strategi Pertamina sejak digulirkan Restrukturisasi Pertamina tahun 1994. Visi-Misi semakin jelas dan konkret, dan tiga terobosan itu dalam beberapa sisi merupakan "pembalikan" dari wajah masa lalu Pertamina yang dikenal jago kandang, jago onshore saja, dan konservatif dalam urusan pengembangan bisnis sektor hulu.

Visi-Misi Pertamina memiliki semangat membangun perusahaan migas modern. Dari sisi tahapan-tahahapan waktu dan target, Pertamina memiliki program 15 tahun menjadi perusahaan kelas dunia (2008 - 2023). Program besar tiga RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) tersebut membagi periode pencapaian, dari mulai Periode I (2008 - 2013) dengan target Pertamina menjadi perusahaan nomor satu di Indonesia. Asal tahu saja, dari sisi produksi minyak, Pertamina hingga September 2009 ini adalah nomor dua setelah Chevron, dan untuk sisi produksi gas, menjadi nomor dua dari Total.

Periode II (2013 - 2018) adalah bagaimana Pertamina membangun diri menjadi perusahaan kelas wahid di kawasan Asia Tenggara, bahkan belakangan ada yang menyebut target Asia Pasifik, karena nyatanya di kawasan Asia Pasifik Pertamina semakin menunjukkan gejala eksistensinya. Tak cuma di Asia Tenggara saja. Keberhasilan masuk Participating Interest sebesar 10 persen Blok BMG (Basker Manta Gummy) di South Australia, ternyata memberikan semangat luar biasa, kalau Pertamina bisa memulai berekspansi portofolio di ladang-ladang di dalam dan di luar negeri.

Setidaknya target tiga akuisisi blok tahun 2009, dimulai dengan akuisisi penuh BP West Java, Ltd. di daerah lepas pantai laut Jawa Barat, dan menjadikan Pertamina operator dari PSC ONWJ. Lalu sukses akuisisi Blok BMG, dan kini sedang menegosiasi sebuah blok lain di sebuah Negara Asia Tenggara. "Sekarang lagi finalisasi negosiasi," kata Gunung Sardjono Hadi, Deputi Direktur Pengembangan Usaha Hulu.

Periode III (2018 - 2023) merupakan periode berat bagi Pertamina karena harus menempatkan diri pada level 11 besar di antara NOC dan IOC. Masih ada waktu 14 tahun. Yang menyulitkan adalah situasi dan kondisi peta perusahaan migas pada belasan tahun mendatang masih sulit diprediksi pasti, sepasti-pastinya. Siapa "lawan tanding" Pertamina dalam mencapai target, sekali-kali bisa berubah tanpa diduga. Seperti diketahui, kebangkrutan perusahaan kelas dunia di berbagai bidang sering tak diduga. Olengnya perusahaan otomotif di AS belakangan ini atau bangkrutnya Enron pada tahun-tahun lalu adalah contoh nyata. Termasuk terjadinya merger antara perusahaan besar di dunia migas.
•••
Dengan target waktu dan sasaran pada tiga periode yang jelas, Pertamina membangun "skuadron" anak-anak perusahaan (AP) untuk kegiatan intinya, termasuk sektor hulu. Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) benar-benar menjadi pihak pengambil kebijakan strategis yang kemudian dijalankan AP-AP yang berperan sebagai kepanjangan tangan atau strategic arm length. Tugas AP-AP sektor hulu ini, menurut penjelasan Manajer New Ventures Bambang Manumayoso adalah sebagai petroleum operator.

Pertamina memiliki petroleum operator sektor hulu yaitu Pertamina EP (PEP), Pertamina Hulu Energy (PHE), Pertamina Geothermal Energy (PGE), selain PEP Randugunting dan PEP Cepu. Walaupun perusahaan ini pun mendirikan perusahaan non operator, yaitu Pertagas yang kebagian tugas menyalurkan gas dari ladang-ladang PEP ke konsumen. Selain itu ada fungsi penunjang seperti Exploration and Production Technology Center (EPTC), serta perusahaan penunjang seperti Pertamina Drilling Service (PDSI), dan Elnusa.

PEP sendiri sesuai aktenya didirikan untuk mengelola ladang-ladang eksplorasi dan produksi dalam negeri yang dulu dipegang Pertamina sebelum berlaku UU Nomor 22 Tahun 2001. Ladang-ladang yang luas totalnya 140.000 km2 tersebut dikenal sebagai eks Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Pertamina. Setelah menjadi holding company Pertamina memisahkan tugas holding dan tugas operator. PEP adalah operator atas eks WKP Pertamina.

Sedangkan PHE didirikan untuk mengelola ladangladang Pertamina di luar negeri serta ladang-ladang dalam negeri non eks WKP Pertamina, baik JOB-PSC (Joint Operating Body - Production Sharing Contract), PPI (Pertamina Participating Interest) maupun lahan-lahan baru hasil tender Migas. Dan kalau PGE jelaslah mengurus pengusahaan panasbumi yang sudah dimiliki Pertamina selama ini.

Sukses tidaknya Pertamina mencapai target-target besarnya tergantung sejauhmana AP-AP ini juga mencapai target KPI (Key Performance Indicator)-nya yang telah digariskan tegas dalam RJPP.
•••
Lahirnya gagasan untuk melakukan pengembangan usaha hulu di luar negeri atau oversesas memang tidak lepas dari kondisi resources dan cadangan migas di dalam negeri yang diyakini sudah semakin tipis. Menurut Direktur Usaha Internasional PHE Dwi Martono semangat untuk ekspansi keluar negeri menjadi lebih aktif terjadi sekitar tahun 1999 pada masa Direktur Utama Baihaki Hakim.

Saat itu ada fungsi di dalam Divisi Eksplorasi untuk Eksplorasi Overseas dan Dwi Martono memegang posisi itu. Tugasnya adalah mencari lahan di luar negeri. Buahnya adalah ditandatanganinya kerjasama Tripartit Pertamina, Petronas, dan Petro Vietnam tahun 2002.

"Semangatnya adalah bagaimana meningkatkan resources base kita bukan saja di Indonesia, tapi juga di luar negeri untuk menjamin ketahanan energy kita di dalam negeri," ujar Dwi Martono.

Semangat itu adalah bagaimana mengamankan suplai energy untuk dalam negeri. Berbicara kepentingan Indonesia. "Bukan saja berbicara soal Pertamina Incorporated tapi Indonesia Incorporated," tegas Dwi Martono.

Dikisahkan oleh Direktur Usaha Internasional PHE ini, menggulirkan gagasan ekspansi ke luar negeri tidaklah mudah. UU Nomor 8 Tahun 1971 menyulitkan Pertamina bisa ke luar negeri. Tetapi Pertamina waktu itu menyampaikan kepada Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP), bahwa ekspansi keluar negeri itu adalah untuk kepentingan nasional, mengamankan pasokan energi migas. Yang kedua, sebagai ajang belajar bagi Pertamina sehingga tidak jago kandang terus-terusan.

"Pada saat itu Pak Baihaki melihatnya dari sisi situ, waktunya Pertamina untuk belajar. Makanya yang diambil bukan yang besar-besar. Kita belajar dari yang kecil-kecil dulu deh," ungkap Dwi Martono mengutip Direktur Utama Pertamina Baihaki Hakim.

Tak semua pihak setuju, memang. "Waktu itu saya ditantang para senior saya. Kan di sini masih banyak. Ngapain jauh-jauh?" pertanyaan ini yang menurut Dwi Martono menohok para penggagas ekspansi overseas.

Ketika diungkapkan oleh WePe bahwa sebenarnya Pertamina sudah memiliki Visi-Misi 1987 yang memiliki semangat menginternasional, Dwi Martono tak menampik. "Ya, mungkin saja upaya-upaya itu sudah ada sebelum tahun 1999," katanya.

Tapi akhir cerita, Dirut Baihaki Hakim saat itu bisa juga merealisasikan kerjasama Tripartite, berangkat ke Vietnam menandatangani kerjasama pada Tripartite Cooperation Arrangement (TCA) pada 8 Januari 2002. Dan sekarang diakui Dwi Martono perkembangan program ekspansi overseas sangat pesat dan strateginya lebih jelas dirumuskan Pertamina.

Hal ini dibenarkan oleh Deputi Direktur Pengembangan Usha Hulu Pertamina Gunung Sardjono Hadi dalam kesempatan yang berbeda. "Saat ini bersama dengan Komite Hulu Dewan Komisaris sedang menyusun yang namanya Kriteria Pengembangan Usaha di Luar Negeri. Jadi dengan kriteria tersebut kita ada suatu kesamaan perspektif untuk melakukan kegiatankegiatan investasi di luar negeri," jelas Gunung.

Bottom line Pertamina dalam ekspansi atau pengembangan usaha di luar negeri, menurut Gunung, mengacu pada kaidahkaidah tekno komersial. "Kita punya kriteria, sepanjang menarik secara tekno komersial, secara teknisnya bagus, secara komersialnya bagus, maka kita akan masuk ke situ," katanya lagi. "Masalah security of supply ke Kilang Domestik serta Pertamina Incorporated juga menjadi strategi dan pertimbangan juga," demikian penjelasan tambahan dari Deputi Direktur Pengembangan Usaha Hulu.

Pada tahun 2002 Pertamina masuk ke Vietnam dan Irak, lalu 2005 masuk ke Malaysia, tahun 2006 ke Libya, lalu ke Sudan (2007), Qatar (2009), dan Australia (2009).
•••
Pengalaman Pertamina di sektor hulu memang lebih dikenal sebagai penggarap ladang-ladang migas di daratan alias onshore. Maka dengan cerdas, Pertamina melakukan terobosan masuk ke offshore, baik shallow maupun deep water. Pertamina menggandeng perusahaan yang sudah kampiun di bidang ini seperti StatOil, Petrobras, dan Shell untuk beberapa ladang offshore Indonesia.

Salah satu alasan adalah seperti dikatakan Manajer New Ventures Direktorat Hulu Pertamina Bambang Manumayoso. "Di onshore sudah sedikit reserves-nya. Juga semakin sulit pembebasan lahan, sehingga proses untuk meningkatkan produksi itu menjadi lama. Makanya kita mencari di offshore," jelas Bambang Manumayoso.

Menurut Bambang Manumayoso Pertamina bergerak ke deep water adalah demi mendapatkan big resources, youth reserves. "Kita akan belajar ke sana dan kita akan berusaha menjadi operator di-offshore," katanya.

Dan di luar negeri itu pun sekarang sebagian besar adalah ladang-ladang Pertamina adalah di laut lepas ini. Ada upaya cepat Pertamina untuk memperoleh kapabilitas dan skill baru mengenai penggarapan ladang minyak di tengah deburan ombak laut, termasuk melakukan kaderisasi tenaga-tenaga offshore. Sekarang Pertamina boleh bangga dengan 400 expert di bidang offshore dari PHE ONWJ Ltd.

Setidaknya Pertamina telah memenangkan bidding di sejumlah ladang offshore di luar negeri walaupun di sana berkonsorsium dengan NOC negara lain dan IOC. Bahkan BMG di Australia, lepas pantai Australia yang diakuisisi 10 persen semakin memperpajang pengalaman dan track record sebagai perusahaan kelas dunia yang piawai juga di penggarapan laut lepas (onffshore).
•••
Terobosan ketiga Pertamina adalah mengakuisisi ladang-ladang atau blok-blok migas yang cukup ekonomis, tapi oleh kebijakan perusahaan pemilik sebelumnya dianggap tidak termasuk kriteria teknis ekonomis skala mereka. Memang ini berkaitan dengan langkah Pertamina mengembangkan usahanya.

Tahun 2009 ini Pertamina mengambil alih ladang offshore ONWJ (Offshore North West Java) milik BP West Java, Ltd. juga telah mengambil alih 10 persen atas ladang BMG lepas pantai Australia selatan dari pemiliknya, ROC. Dan bersiap-siap mengakuisisi sebuah blok di Hanoi Trough, Vietnam, yang termasuk offshore dangkal.

Direktorat Hulu Pertamina membentuk fungsi Upstream Business Development (UBD). Manajer New Venture Bambang Manumayoso pernah menjelaskan soal UBD ini. Salah satu bagian dari UBD adalah Merger and Acquisition yang bertugas mempercepat performance Pertamina, bagaimana bisa menambah cadangan dan menaikkan produksi minyak dan gas secara tepat.

Dalam penjelasannya, Deputi Direktur Pengembangan Usaha Direktorat Hulu Pertamina Gunung Sardjono Hadi mengatakan bahwa dalam menaikkan cadangan dan produksi minyak dan gas pihaknya melakukan dengan dua cara, yaitu dengan cara organic dan un-organic.

"Kalau organic berarti kita melakukan kegiatan melalui proses biasa seperti ikut tender blok terbuka, yang apabila menang dilanjutkan dengan firm commitment seperti seismic, pemboran sumur eksplorasi dan seterusnya sampai menghasilkan temuan cadangan yang bisa diproduksikan. Sedangkan kegiatan unorganic adalah melakukan akuisisi atau pembelian blok yang sedang atau sudah berjalan kegiatan eksplorasi dan produksinya, baik di level participating interest (sebagian atau semua) maupun level SPV. Organic dan unorganic itu kita lakukan dua-duanya, baik itu di domestik maupun overseas. Hal tersebut juga sudah jamak dilakukan oleh world class oil company lainnya, sekelas Chevron, BP, Conoco Phillip dan sebaginya," kata Gunung Sardjono Hadi.

Proses akuisisi atau pembelian blok-blok yang menarik antara lain melalui pembelian atau penyertaan modal atau Participating Interest (PI) ke dalam PSC-PSC yang prospektif dan strategis. Upaya lainnya adalah mengambil alih sebagian atau seluruh PI pada PSC yang akan terminasi. Seperti misalnya Blok West Madura yang akan terminasi pada tahun 2011. Kemudian Blok Mahakam di Selat Makassar yang juga akan terminasi tahun 2017.

Proses akuisisi atau pembelian blokblok menarik antara lain melalui pembelian atau penyertaan modal atau Participating Interest ke dalam PSC-PSC yang siap berakhir atau terminasi. Yang terdekat seperti West Madura yang tahun 2011 mau terminasi. Kemudian Blok Mahakam di Selat Makassar yang sudah terminasi tahun 2017.

Penguasaan atas blok-blok offshore tersebut menurut Gunung akan dilakukan bertahap tapi harus masuk sejak sekarang. "Mengapa kita masuk sekarang? Karena di situ merupakan aset besar dan strategis sekali yang memerlukan penanganan khusus. Sehingga kita punya cukup waktu untuk melakukan pembelajaran dan persiapan alih kelola yang mana pada akhirnya nanti saat terminasi, kita sudah siap menjadi majority atau operator di deep water offshore," katanya.

Kedua lapangan itu lebih banyak mengandung gas, dan Pertamina memproyeksikan untuk mengamankan suplai LNG ke Kilang LNG di Bontang, sekaligus kepemilikan Pertamina ada di situ. West Madura saat ini dikelola oleh Pertamina (50 persen), Kodeco (Korea Selatan, 25 persen) bersama CNOOC (China, 25 persen). Sedangkan Blok Mahakam berada di tangan Total. Pertamina berusaha menaikkan persentase kepemilikannya secara bertahap untuk West Madura dan bertahap untuk masuk ke Blok Mahakam. Khusus Blok West Madura rencananya akan diintegrasikan dengan Blok Poleng milik PEP yang saat ini dikelola oleh Kodeco dengan mekanisme TAC, yang juga akan terminasi pada tahun 2013.

Pertamina terus bergerak di sektor hulu, dari mulai ekspansi ke luar negeri, masuk ke ladang lepas pantai (offshore), dan terus melakukan pembelian atas blok-blok ekonomis yang siap dijual pemiliknya karena dianggap tidak ekonomis lagi dalam ukuran ekonomi mereka. Sementara bagi Pertamina, adalah menambah cadangan dan meningkatkan produksi serta mencatat pengalaman menggarap lahan-lahan offshore, untuk mengubah persepsi Pertamina hanya jago di darat (onshore).

Tak kalah giatnya pencapaian produksi oleh PEP yang terus menanjak dalam beberapa waktu terakhir, ketika perusahaan migas lain mengalami nasib penurunan produksi. Terobosan Pertamina telah memantapkan posisinya sebagai NOC kelas dunia.•NS


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"

Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 1 komentar ]

Bisnis Pertamina dari sektor Usaha Hulu terdapat beberapa anak perusahaan, berikut ini adalah profil singkat dari anak - anak perusahaan tersebut :


1. PT PERTAMINA EP (PEP) dengan visi "PEP World Class" pada 2014. Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi meliputi eksplorasi dan eksploitasi, serta penjualan produksi minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi. PEP juga menyelenggarakan kegiatan usaha penunjang lain yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang kegiatan usaha tersebut di atas.

Wilayah kerja PT Pertamina EP merupakan limpahan dari sebagian besar Wilayah Kuasa Pertambangan Migas PT Pertamina (Persero). Wilayah Kerja yang mulai dikelola oleh PT Pertamina EP sejak 17 September 2005 termasuk di dalamnya seluruh area yang sebelumnya dikerjasamakan oleh PT Pertamina (Persero) melalui TAC (Technical Assistance Contract) sebanyak 33 kontrak serta JOB EOR (Joint Operating Body Enhanced Oil Recovery) sebanyak 3 kontrak.


2. PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PGE) adalah anak perusahaan Direktorat Hulu PT Pertamina (Persero) yang menangani kegiatan usaha geothermal.

Saat ini PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) panas bumi dengan total cadangan 8.480 MW dan kapasitas terpasang sebesar 852 MW.

Dalam pengembangan usaha menuju visi 2014: "World Class Geothermal Energy Enterprise ", PGE bertekad untuk menjadi produsen energi geothermal no.3 di dunia dengan kapasitas produksi 1035 MW.


3. PT PERTAGAS merupakan suatu entitas bisnis yang bergerak dalam usaha niaga, transportasi, distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya.

Untuk mempertegas definisi dan cakupan keberadaannya, maka PT PERTAGAS pun meyusun pernyataan misi (mission statement) sebagai berikut: "Melakukan bisnis gas bumi dan bisnis terkait secara profesional yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders, berwawasan lingkungan, mengutamakan keselamatan dan kesehatan serta keunggulan." Di ujung 2014, PT PERTAGAS sudah menjadi enterprise kelas dunia yang memiliki usaha di semua lini bisnis gas secara terintegrasi, disegani dan menguasai pasar lokal Indonesia dan luar negeri.


4. PT PERTAMINA HULU ENERGI (PHE) adalah salah satu anak perusahaan PT PERTAMINA (PERSERO) yang bergerak di bidang pengelolaan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya. Kegiatan PHE kedepan dirancang sesuai visi 2014 yaitu: Menjadi perusahaan multinasional yang terpandang di bidang energi di sektor hulu migas dan energi (Respectable Multinational Upstream Energy Company).

Perusahaan ditugaskan untuk mengelola dan mengembangkan portofolio-portofolio usaha hulu migas yang telah dan/atau akan dijalankan dari berbagai bentuk kerjasama seperti JOB-PSC, IP/PPI, BOB dan sebagainya, baik di dalam maupun luar negeri. Tugas ini tercermin di dalam mission statement perusahaan sebagai berikut: Melaksanakan pengelolaan operasi dan portofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya yang flexible, lincah dan berdaya laba tinggi yang memberikan nilai tambah bagi stakeholders.


5. Drilling Service Hulu (DS) merupakan salah satu Strategic Business Unit (SBU) Direktorat Hulu, yang mengelola usaha jasa drilling (pemboran) dan workover.

Awalnya DS merupakan fungsi bor di dalam organisasi Pertamina Direktorat Eksplorasi & Produksi. Pada 17 Juli 2006, berdasarkan SK Dirut No. Kpts-081/C00000/2006-S0, struktur organisasi Drilling Services Dit Hulu dikembalikan menjadi SBU di bawah Direktorat Hulu sebagai persiapan membentuk anak perusahaan di 2007.


6. Exploration and Production Technology Center (EPTC) dibentuk pada 27 September 2006. Aktivitasnya difokuskan dalam aspek pengembangan dan inovasi teknologi kebumian, untuk tujuan eksplorasi dan produksi dengan menyediakan end-to-end EP technology solution yang andal, cepat dan tepat guna.

EPTC menetapkan visi 2014, yaitu menjadi: "Center of Excellence Teknologi Kegiatan Hulu dengan Kemampuan Teknologi EP Berkelas Dunia." Wujud dari visi dimaksud adalah tercapainya standar kelas dunia untuk sistem manajemen informatika, kemampuan SDM, fasilitas pusat teknologi, kapabilitas teknologi dan In-house Software Proprietary.* Selengkapnya



"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

Direktorat Hulu PT PERTAMINA (PERSERO) sekarang berfungsi sebagai sub-holding yang membawahi seluruh portofolio usaha Pertamina di sektor energi hulu. Bertekad menjadi pelaku usaha hulu migas kelas dunia, Direktorat Hulu telah menyusun Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) 2007-2014, dengan target pada 2014 menjadi, "World Class Diversified Upstream Energy Enterprise". Target tersebut dicapai melalui tahapan-tahapan pembangunan mengikuti kebijakan suatu strategis: "Sustainable Growth Through Organic Expansion and Strategic Alliance".


Sebagai bagian dari perseroan, Direktorat Hulu bertugas untuk mengelola unit-unit usaha di sektor energi hulu. Kegiatan usahanya meliputi eksplorasi, produksi, transportasi, pengolahan serta pembangkitan energi dari berbagai jenis sumberdaya, seperti minyak, gas, dan panas bumi, serta rumpun usaha terkait lainnya, baik di dalam negri maupun mancanegara. berikut adalah anak-anak perusahaan dan unit bisnis hulu Pertamina :

1. PT PERTAMINA EP (PEP)
2. PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY (PGE)
3. PT PERTAGAS
4. PT PERTAMINA HULU ENERGI (PHE)
5. Drilling Service Hulu (DS)
6. Exploration and Production Technology Center (EPTC)



"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

kerja keras adalah energi kitaMinyak Bakar is not from distillate type but from residue type and have dark black chromatic. Minyak Bakar is more thicker than diesel oil and have higher level point pour than diesel oil. The usage of minyak bakar in general is for fuel at direct combustion in big industrial kitchens, the Steam Power Station and others which very pay attention for economic facets of its fuel. Minyak Bakar is also referred as Marine Fuel Oil.


Spesifikasi

NO PROPERTIES SATUAN/UNIT LIMITS TEST METHODS
MIN MAX ASTM IP
1 Specific Gravity 60 / 60 °F
-
0.990
D-1298

2 Viscosity Redwood 1/100 °F Secs 400 1250 D-445 *) IP 70
3
Pour Point °F - 80 D-97
4
Calorific Value Gross
BTU/lb
18.000
-
D-240

5
Sulphur Content
% wt
-
3.5
D-1551/1552

6
Water Content
% vol
-
0.75
D-95

7
Sediment
% wt
-
0.15
D-473

8
Netralization Value :






- Strong Acid Number
mgKOH/gr
-
Nil


9
Flast Point P.M.c.c
°F
150
-
D-93

10
Conradson Carbon Residu
% wt
-
14 D-189

*) Kinematic Viscosity Conversion Spesifikasi sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas No.003/P/DM/MIGAS/1986. Tanggal 14 April 1986.



"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

kerja keras adalah energi kitaMinyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang berbentuk cair pada temperature rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah, diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF).


Spesifikasi


NO PROPERTIES SATUAN/UNIT LIMITS TEST METHODS
MIN MAX ASTM IP
1 Specific Gravity 60 / 60 °F 0.840
0.920 D-1298
2
Viscosity Redwood 1/100 °F
Secs
35
45
D-445 *)
IP 70
3
Pour Point
°F
- 65 D-97
4
Sulphur Content % wt
-
1.5
D-1551/
1552
5
Conradson Carbon Residu
% wt
-
10
D-198
6
Water Content
% vol
-
0.25
D-95
7 Sediment
% wt
-
0.02
D-473
8
Ash
% wt
-
0.02
D-482
Netralization Value :
- Strong Acid Number mgKOH/gr - Nil
9
Flast Point P.M.c.c °F 150 - D-93
10
Colour ASTM 6
- D-1500

* ) Kinematic Viscosity Conversion
Spesifikasi sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas No.002/P/DM/MIGAS/1979 Tanggal 25 Mei 1979


"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......
| 0 komentar ]

kerja keras adalah energi kitaMinyak solar adalah bahan bakar jenis distilat berwarna kuning kecoklatan yang jernih.

Penggunaan minyak solar pada umumnya adalah untuk bahan bakar pada semua jenis mesin diesel dengan putaran tinggi (diatas 1.000 RPM), yang juga dapat dipergunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung dalam dapur-dapur kecil, yang terutama diinginkan pembakaran yang bersih. Minyak solar ini biasa disebut juga Gas Oil, Automotive Diesel Oil, High Speed Diesel.

Spesifikasi


NO Karakteristik UNIT Batasan Metode Uji ASTM/lain

MIN MAX ASTM IP
1
Angka Setana

45
-
D-613

2
Indeks Stana

48
-
D4737

3 Berat Jenis pada 15 0 C Kg/m3 815 870 D-1298 / D-4737

4 Viskositas pada 40 0 C Mm2/sec 2.0 5.0 D-445
5
Kandungan Sulfur
% m/m
-
0.35
D-1552

6 Distilasi : T95 °C - 370 D-86
7 Titik Nyala °C 60 - D-93
8 Titik Tuang oC - 18 D-97
9 Karbon Residu merit - Kelas I D-4530
10 Kandungan Air Mg/kg - 500 D-1744
11 Biological Grouth - Nihil

12 Kandungan FAME % v/v - 10

13 Kandungan Metanol & Etanol % v/v Tak Terdeteksi D-4815
14
Korosi bilah tembaga Merit - Kelas I D-130
15 Kandungan Abu % m/m - 0.01 D-482
16 Kandungan Sedimen % m/m - 0.01 D-473
17 Bilangan Asam Kuat mgKOH/gr - 0 D-664
18 Bilangan Asam Total mgKOH/gr
- 0.6 D-664
19 Partikulat Mg/l - - D-2276
20 Penampilan Visual - Jernih dan terang

21 Warna No.ASTM - 3.0 D-1500

Spesifikasi sesuai Surat Keputusan Dirjen Migas 3675 K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret 2006



"Ikuti kontes Pertamina Blog Kontes Dengan Tema : Kerja Keras Adalah Energi Kita"
Sumber : Pertamina.com

Read More......